Sejuknya Hati Kala Senyum Mengembang

on Minggu, Juli 27, 2008


Saudaraku...
Betapa hatiku bedesir membanyangkan ada berapa banyak orang yang tersenyum setelah membaca judul itu

Saudaraku...
Ada berapa orang di dunia ini yang lebih bersemangat dalam hidupnya karena indahnya senyuman dari orang yang disayanginya

Saudaraku...
Senyuman adalah pancaran cinta, pancaran kasih sayang, pancaran perhatian, pancaran rindu, pancaran kebanggan, dan pancaran jati diri seseorang


Layaknya sekuntum mawar, perjalanan belantara hidup ini tidak akan pernah luput dari duri,
Tergantung bagaimana setiap manusia menyikapi setiap cobaan yang dihadapi, seberapakah lapang hati mereka, seberapa tegakkah mereka mampu berdiri...
Bila telah seperti itu, iman seseorang yang jadi ancaman.
Seperti yang sering disampaikan para ulama bahwa Al hazan atau kesedihan dan Al 'ajz atau tiada keberdayaan adalah sedikit dari beberapa penyebab lunturnya atau menurunya iman seseorang*. Bagaimana bila hal tersebut menimpa saudara-saudara kita, saudara seiman, saudara seaqidah, saudara seumat Rosululloh.

Saudaraku, telah banyak saudara kita yang lalai dan semakin terjerumus akibat goncangan iman berat yang menimpanya.
Salah satu contoh yang bisa kita lihat saat ini, saudara kita yang terinfeksi virus HIV bukan karena kemaksiatan, karena jarum suntik yang tidak steril misalnya. Bagaimanakah hidup mereka kira-kira... Mungkin beberapa dari mereka merasa kalau hidup sudah tidak ada artinya, bagaikan mayat hidup yang berjalan, dan dijauhi oleh orang lain atu bahkan kelurganya sendiri.
contoh lainnya adalah pada seseorang yang ditinggal oleh sosok yang dicintainya, dikaguminya, dan membawa peran besar pada hidupnya.

Ketidakberdayaan seseorang itu akan menyebabkan kesedihan hebat dan berlarut-larut, apabila iman dan nalar seseorang itu lemah dalam menghadapi 'virus-virus' itu maka luntur atau menurunnya iman dapat terjadi.

Bagaimanakah mengatasi hal tersebut... tentunya bantuan kekuatan dari luar sangat dibutuhkan, lingkungan sosial dimana ia tinggal sangat menentukan.
Jadi apabila seseorang merasa terjangkit 'virus-virus' itu hendaknya segera mencari jamaah atau lingkungan yang bisa menguatkan kembali imannya. bukan malah menyendiri, karena dampaknya akan berbahaya*.

Tapi bagaimana dengan saudara kita yang tak mau tergerak untuk mendekati lingkungan yang lebih baik, disinilah peran kita untuk mengembangkan senyum, mendekati mereka, dan mengajak mereka.
Kepekaan perasaan kita sangat dibutuhkan untuk mengetahui saudara kita yang tengah dalam kesedihan hebat ini. Dengan meraba derita mereka,tanpa mereka harus bercerita deritanya, mereka akan merasa masih diperhatikan dan hal tersebut merupakan hal yang luar biasa bagi mereka.

Mari, awali semuanya dengan basmallah kemudian senyuman indah yang menyejukkan hati.
Raihlah tangan mereka tanpa ragu, genggam erat, berjalan bersama.
Sampaikan padanya bahwa anda siap memberikan senyuman terindah untuknya...
dan... Alhamdulillahirobbil'alamin

*bulan tak purnama, ahmad basri afandi.

Ranting kering tumbuh di tengah padi yang menguning...

on Sabtu, Juli 26, 2008


Ketika hari demi hari terus melangkah tanpa kompromi, ketika semakin gersangnya bumi terbakar oleh sinar matahari, ketika menguningnya dedaunan di pinggir jalan karena kasih sayang hujan tak turun jua, adakah hati yang merasakannya...

Suatu hari ketika pertama kali aku pulang kampung, aku melihat seorang pengemis di suatu simpang lima dari surabaya ke kediri..
Kulihat dia berada di bawah tiang lampu lalu lintas.
Ia tampak kurus, kering, dengan warna bajunya yang sebenarya putih menjelam menjadi coklat. Topi kecil yang sudah bolong disana sini, celana panjang yang sudah robek dibagian betisnya. Dan Astagfirullah, ia dalam keadaan terluka, tepatnya di betis kananya diatas mata kakinya ada luka yang sepertinya telah lama ia derita, lebar dan lalat pun mendekatinya.
Setiap hari ribuan orang lalu lalang dan mungkin melihatnya. Banyak yang hanya melihat dan lewat tanpa sebersit pun terpikirkan bahwa dia adalah amanah dari Allah Swt.
ada pula yang terlihat melihatnya dalam waktu yang lama, mungkin hatinya merasa iba dan merasa ingin merangkulnya.
sedikit... ya sedikit sekali yang nuraninya terketuk, nuraninya luluh dan air matanya merasa akan jatuh..

Terlihat, sore itu kaleng bekas didepanya hanya berisi uang recehan yang sangat minim sekali dan hanya beberapa lembar ribuan..
Ia tetap menengadahkan tangannya yang keriput, berharap ada lembaran uang untuknya.
Berharap ada nasi yang mengganjal perutnya hari ini, berharap dapat mengobati lukanya yang tak tahu kapan ia bisa pergi ke dokter yang memiliki nurani untuk membantunya.

Ketika melihat ia, aku berpikir.. Ada berapa banyak orang di dunia yang seperti ia atau bahkan lebih parah keadaanya, masihkah ada tempat yang lebih layak daripada di jalanan.
Bagaimana bisa kita dapat makan nasi lengkap dengan sayur dan lauk, bisa bersantai di depan televisi ditemani makanan ringan dan minuman menyegarkan, bisa jalan-jalan di mall, berjoget di club malam dengan segala kegermelapannya yang membutakan mata hati. Sementara saudara kita, dari ayah Adam dan ibu Hawa, dan Insya Allah satu umat Muhammad Saw, sedang tanpa arah yang pasti, hidup tergantung dari lemparan koin, hidup hanya mengharapkan ada yang dapat dimakan hari itu, hidup hanya memimpikan bisa tidur nyeyak di tempat yang hangat...

Ya.. Layaknya ranting kering yang bertahan hidup ditengah-tengah kebun padi yang semakin menguning dan siap dipanen..
Adakah sesuatu yang bisa kita lakukan untuknya, merangkulnya layaknya saudara, bergandengan tangan menuju ridho Allah Swt..
Alhamdulillah ya Allah, engkau telah memberikan kemampuan pada hamba untuk menuliskan pesan ini, engkau telah memberi nurani bagi pembacanya...

Pesan Dari Surga....


Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku serta menunjukkan keadaan di surga....

Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja yang penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata," Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah, diterima".
Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian,.... aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang. lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.

Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini, kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya".
Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil.

Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun...
"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu.
"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku.
"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih".

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan?", tanyaku.
"Sederhana sekali",jawab Malaikat.
"Cukup berkata, 'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN,
Terima kasih, Tuhan' ".

"Lalu,
rahmat apa saja yang perlu kita syukuri?”, tanyaku.
Malaikat-ku menjawab,
"Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, Pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, Maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.
Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.
Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputermu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu".
"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa,
'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu'.(QS:Ibrahim (14) :7 )".
Departemen Pernyataan Terima Kasih: "Terima kasih, Allah! Terima kasih, Allah, atas anugerahmu berupa kemampuan untuk memposting dan membagi pesan ini dan memberikan aku begitu banyak teman-teman yang istimewa untuk saling berbagi".

by: hamba Allah...